Golden Ratio– Pada Wajah Manusia
Wajah
ternyata menyimpan rasio-rasio matematika yang relatif konstan di hampir semua tipe wajah manusia. Dr Steven Markot, yang telah menghabiskan 25 tahun meneliti
unsur matematika pada tubuh manusia, berhasil membuktikan di balik wajah
seseorang tersembunyi rasio-rasio matematika disana. Dia meneliti 18 model
wajah dari beragam suku & umur. Hasilnya? 97% memiliki pola yang sama.
Beberapa golden ratio pada wajah manusia
adalah:
- Panjang wajah /
lebar wajah,
- Jarak antara bibir dan titik di mana kedua alis mata bertemu / panjang hidung,
- Panjang wajah / jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata
bertemu,
- Panjang mulut / lebar hidung,
- Lebar hidung / jarak antara kedua lubang hidung,
- Jarak antara kedua pupil / jarak antara kedua alis mata.
Golden Ratio –Pada Anatomi Tubuh
Manusia
Tubuh
manusia pun tak luput dari rasio tersebut. Beberapa golden
ratio pada tubuh manusia rata-rata adalah:
- panjang dari pangkal lengan – sikut / sikut – ujung jari
- panjang dari ubun ubun – dagu / ubun ubun – sambungan kepala leher
- panjang lutut ke kaki / panjang dari abdomen ke lutut…dan lain sebagainya…
Semuanya terpaku di angka 0,61… Jari-jari kita pun juga mengandung Golden
Ratio.
Persegi Panjang Emas dan Rancangan pada Spiral
Sebuah
persegi panjang yang perbandingan panjang sisi-sisinya sama dengan golden ratio
dikenal sebagai "persegi panjang emas." Mari kita letakkan sebuah
bujur sangkar di sepanjang sisi lebar dari persegi panjang ini dan menggambar
seperempat lingkaran yang menghubungkan dua sudut dari bujur sangkar ini.
Kemudian, kita gambar satu bujur sangkar lagi dan seperempat lingkaran pada
sisi yang selebihnya dan melakukan hal demikian pada seluruh persegi panjang
yang ada pada persegi panjang utama. Jika Anda melakukan hal ini, pada akhirnya
Anda akan mendapatkan sebuah spiral.
Perlu
diperhatikan bahwa spiral tersebut tersusun berdasarkan golden ratio, karena panjang
sisi yang dihasilkan dari masing-masing persegi tersebut membentuk barisan
Fibonacci dan rasio dari barisan Fibonacci tersebut menghasilkan golden ratio.
Spiral
yang didasarkan pada golden ratio memiliki rancangan paling tak tertandingi
yang dapat Anda temukan di alam. Contoh pertama yang dapat kita berikan adalah susunan
spiral pada Kerang laut.
Saat
meneliti cangkang makhluk hidup yang digolongkan sebagai hewan bertubuh lunak
atau moluska, yang hidup di dasar laut, bentuk dan struktur permukaan bagian
dalam dan luar dari cangkangnya menarik perhatian para ilmuwan:
Permukaan bagian dalamnya halus
licin, sedangkan di bagian luarnya bergalur. Tubuh moluska berada di dalam
cangkang, oleh karena itu permukaan bagian dalamnya haruslah halus licin. Garis
pinggiran luar dari cangkang menambah kekokohan cangkang, sehingga meningkatkan
kekuatannya. Bentuk-bentuk cangkang membuat orang kagum karena kesempurnaan dan
sifat menguntungkan yang dihasilkan proses penciptaannya. Gagasan spiral pada
cangkang terwujudkan dalam bentuk geometris sempurna, dalam bentuk rancangan
yang sungguh elok dan "tajam".
Cangkang-cangkang
kebanyakan moluska tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik. Sungguh tidak ada
keraguan bahwa hewan-hewan ini tidak memahami perhitungan matematis paling
sederhana sekalipun, apalagi bentuk spiral logaritmik. Jadi bagaimana
makhluk-makhluk tersebut dapat mengetahui hal itu sebagai yang terbaik baginya
untuk tumbuh? Bagaimana binatang-binatang ini, yang oleh sejumlah ilmuwan
digambarkan sebagai makhluk "primitif", tahu bahwa spiral logaritmik
adalah bentuk terbaik bagi mereka? Mustahil pertumbuhan semacam ini terjadi
tanpa adanya suatu pengetahuan atau kecerdasan.
Pertumbuhan
mengikuti pola semacam ini digambarkan sebagai "gnomic growth"
(pertumbuhan gnomis) oleh ilmuwan biologi Sir D'Arcy Thompson, seorang pakar
dalam bidang tersebut, Ia menjelaskan, cangkang tersebut terus-menerus tumbuh,
akan tetapi bentuknya tetap sama.
Seseorang
dapat menyaksikan salah satu contoh paling bagus dari pertumbuhan semacam ini
pada seekor nautilus, yang garis tengahnya hanya beberapa sentimeter. C.
Morrison menjelaskan proses pertumbuhan ini, yang sangat sulit untuk dirancang
sekalipun dibantu dengan kecerdasan manusia, dengan menyatakan bahwa di
sepanjang cangkang nautilus, spiral yang ada di bagian dalam memanjang dan
tersusun atas sejumlah bilik yang disekat oleh dinding-dinding yang terbuat
dari karang mutiara. Ketika hewan ini tumbuh, ia membentuk satu bilik lagi di
mulut cangkang spiral yang berukuran lebih besar daripada bilik sebelumnya, dan
bergerak maju memasuki tempat yang lebih besar ini dengan menutup pintu di
belakangnya menggunakan selembar sekat karang mutiara.
Nama
ilmiah dari sejumlah hewan laut lain yang memiliki spiral logaritmik dengan
rasio pertumbuhan yang berbeda-beda pada cangkang mereka adalah:
Haliotis
parvus, Dolium perdix, Murex, Fusus antiquus, Scalari pretiosa, Solarium
trochleare.
Ammonite, binatang laut punah yang kini
ditemukan hanya dalam bentuk fosil, juga memiliki cangkang yang tumbuh
mengikuti bentuk spiral logaritmik.
Pertumbuhan
mengikuti bentuk spiral pada dunia hewan tidak terbatas pada cangkang-cangkang
moluska. Binatang-binatang seperti antelop, kambing dan biri-biri menyelesaikan
perkembangan tanduk mereka dalam bentuk spiral yang berdasarkan golden ratio.